Dongeng Fabel Si Kambing Yang Serakah

Dongeng Fabel Si Kambing Yang Serakah

Foto Kambing. Gambar Kambing
Kambing (id.wikipedia.org)

Dongeng Kambing Yang Serakah


Alkisah di sebuah hutan nan lebat dimana masih banyak terdapat anak hulu sungai yang jernih airnya, hiduplah seekor kambing bersama kawanan hewan lainnya . Banyak sekali waktu yang mereka habiskan untuk bergurau dan bercanda bersama-sama. Persahabatan si kambing dengan hewan-hewan lainnya memang tak pernah lekang oleh waktu.

Hingga suatu ketika si kambing hendak pergi untuk mencari rumput segar nan hijau, datanglah seekor induk ayam yang juga hendak mencari makan. Dengan rendah hati si ayam pun menyapa si kambing yang berjalan hendak mencari makan, “Hai, Kambing. Apa yang hendak kau lakukan disini?” Tak lama kemudian si kambing pun menjawab “aku hendak mencari rumput segar nan hijau. Perutku terasa sangat lapar”. “Oh, ya? Kalau begitu mari kita sama-sama mencari makan. Aku pun sudah tidak tahan dengan perutku yang sudah tidak bisa ku ajak kompromi ini”, jawab si ayam dengan semangat. “Benarkah?” Tanya si kambing sembari melangkahkan kakinya mencari makan. “Hmm..iya kambing” jawab si ayam dengan senyum polosnya. Dengan penuh harap si kambing pun bergegas menyetujui ajakan si ayam tadi, “siiipp…mari kita cari makan bersama”.

Sembari berjalan mereka pun asyik mengobrol dan bersenda gurau. “Yam, memangnya kau mau mencari makan kemana? Bukankah di pematang sawah  dekat hutan ini hamper menjelang masa panen dan tentu saja bulir padinya pun masak-masak”. “hehehehe,,,gak apa-apa , mbing” jawab si ayam dengan lugas. Tak berhenti disitu saja, si kambing semakin penasaran mengapa si ayam hendak mencari makan di tempat yang bukan ia biasanya makan yaitu di pematang sawah. Dimana disitu jelas banyak sekali makanan kesukaan ayam. “Ayolah Yam…mengapa kau ingin mencari makan di tempat yang lain? Apakah kau tidak khawatir jika bulir padi kesukaanmu sudah habis dilahap kawanan wereng?” “Kambing….Kambing…kau itu selalu saja ingin tahu” celetuk si ayam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengumbar senyum ramahnya kepada si kambing. “Aku hanya ingin mencari makan dimana di tempat aku makan itu tidak ada yang mengganggu tetapi hewan lainnya pun bisa ikut makan” jelas si ayam kepada kambing. “wow…benar juga yam” sahut si kambing sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Tiba-tiba si kambing merintih kesakitan hingga tak kuasa untuk berjalan.
“Kenapa, mbing?” Tanya si ayam penuh panik. “Perutku tak kuasa lagi, yam…”Jawab si kambing dengan wajah pucat. Sabarlah, mbing…sebentar lagi kau pasti akan segera mendapat rumput segar sesuai keinginanmu. “Benar kamu yam..Baiklah aku turuti nasihatmu” jawab si kambing dengan penuh semangat. “Syukurlah…akhirnya angan-anganku sudah ada di depan mata” celoteh si ayam dengan penuh kegirangan. “ada apa, yam? Tanya si kambing. “Lihatlah, mbing! Disana ada sepetak pematang sawah dan sepertinya sudah masuk masa panen. Bulir padinya pun terlihat menguning” Jelas si ayam. “Benar sekali , yam! Di sebelah sawah itu pun rumput segar impianku tumbuh subur ” kata si kambing dengan senangnya. Bergegaslah si kambing dan si ayam menuju pematang sawah tersebut. Dan sesampainya disana si ayam langsung memakan bulir padi itu dengan lahapnya. Tak kalah juga dengan si ayam, si kambing pun bergegas berlari menuju lading rumput di sebelah pematang sawah tadi. “Nyam…Nyam…Nyammm…Hmmm….lezat sekali rumput segar ini yam… “ kata si kambing kepada si ayam. “Sama , mbing…bulir-bulir  padiku ini terasa nikmatttt sekali, mbing” jawab si ayam sembari menikmati makanannya. Tak lama kemudian, si ayam sudah merasa kenyang dan duduk santai di bawah pohon jati nan rindang sembari melihat si kambing yang tengah asyik meniknati rumput segar kesukaanya itu. “Kambing…kalau sudah kenyang jangan lupa untuk berhenti makan ya?!” Gurau si ayam dengan canda ringannya. “Tentu saja, yam…sebentar, aku lanjut makan dulu ya yam,,,aku tak mau melewatkan santapanku iki begitu saja. Beberapa saat kemudian terasa kenyanglah si kambing melahapi rumput-rumput segar nan hijau itu dan bergegas berjalan menuju si ayam berteduh santai.

“Bagaimana jika lain kali kita kesini lagi, mbing?” di tempat ini aku bisa makan sepuasku begitu pun dengan kau “ kata si ayam dengan penuh kegirangan. “Tentu saja , yam…suatu saat jika kau hendak kesini, jangan lupa tuk mengajak aku” sahut si kambing. Tak terasa hari  pun sudah semakin siang. Banyak pula kawanan kerbau yang berdatangan menyambangi sungai di dekat pematang sawah tadi. Karena si kambing tidak begitu suka dengan bau si kerbau yang amat sangat menyengat hidung, maka si kambing pun akhirnya mengajak si ayam untuk segera kembali ke tengah hutan. Dan si ayam pun menerima ajakan si kambing karena si ayam pun setuju dengan pernyataan si kambing mengenai bau si kerbau yang begitu khas.  Setelah beberapa lama kemudian ketika hendak memasuki tengah hutan, tiba- tiba saja si kambing melihat segerombolan kuda jantan yang tengah asyik melahapi rumput segar nan lebat. Sembari menikmati makanannya, para kawanan kuda jantan tadi juga bersenda gurau dengan riuhnya. 

Entah kenapa dengan tanpa berfikir panjang, si kambing tiba- tiba merasa lapar tak tertahankan ketika melihat ladang rumput yang telah disantap para kawanan kuda jantan dengan lahap. Si kambing pun berlari cepat kesana hendak menyantap rerumputan segar itu. “Menyingkirlah kau kuda jantan”! Akan ku santap habis santapanmu itu dalam sekejap saja” teriak si kambing dengan lantang. 

Kawanan kuda jantan pun sontak kaget dan berlarian kesana kemari karena si kambing berlari sangat kencang dan nyaris akan menyeruduk salah satu kuda jantan tadi. “Awassss, menyingkirlah kau!” Sesampainya di ladang rumput itu, si kambing pun segera melahapnya dengan penuh kerakusan seolah-olah seharian tadi ia tidak mendapatkan makanan sedikit pun. “Ya, ampun…Kambing! Apa-apaan kau ini!” teriak lantang si ayam. 

Kawanan kuda jantan tadi pun marah karena daerah kuasaannya telah diganggu oleh kambing. “Hai, kambing! Kenapa kau mengambil hak kami sedangkan kami tidak pernah merrenggut hakmu sekalipun” tegas seekor kuda jantan dengan lantang. Si kambing masih saja asyik makan. “Hai kau! Apa kau tidak mendengarkanku?!” geram si kuda jantan. Sontak salah seekor kuda jantan tadi langsung menyerang si kambing karena ia benar-benar tidak menyukai sifat si kambing yang suka menyerobot apalagi soal makanan. “Terima seranganku ini!!!” hantam si kuda yang mengenai salah satu kaki kambing hingga akhirnya si kambing pun terpelanting. “egois kau, kuda jantan!” Tidakkah sedikitpun kau membagi makananmu ini kepadaku?? Tak tahukah kau bila aku sedang lapar??” Tanya si kambing dengan sedikit geram kepada mereka. Mendengar si kambing bicara demikian, si ayam pun segera mengingatkan si kambing “tidak sepantasnya kau bersikap seperti itu, mbing! Bukankah kau tadi telah makan hingga kenyang bersamaku di pematang sawah tepi hutan sana??”. Oh, begitu ya..ternyata memang kau itu kambing rakus! Semua ingin kau lahap tanpa menghiraukan lainnya” tegas si kuda jantan. “Ahh,tidak bisa. Semua rumput yang ada di hutan ini adalah milikku. Tak satupun boleh menyentuhnya apalagi memakannya!” jawab si kambing. 

Tak henti-hentinya si ayam berkali- kali mengingatkan si kambing tapi tidak dihiraukannya. Akhirnya kawanan kuda itu pun sepakat memberi pelajaran si kambing agar jera dan tak serakah seperti itu. “Ayo kawan-kawan! Kita habisi saja kambing rakus ini!” teriak salah seekor kuda jantan dengan sangat geram. Seketika itu pun si kambing mendapat serangan sadis dari kawanan kuda jantan tadi. Si ayam pun tak berdaya melihat hal tersebut. Hingga babak belur si kambing dihajar oleh mereka.
 Tapi si kambing pun tak segera sadar dan meminta maaf kepada mereka. Dengan segala kerendahan hati si ayam pun memberanikan diri untuk memintakan maaf si kambing kepada mereka. “Sudah cukup…cukupppp…tolong hentikan semua ini”. Tolong maafkanlah temanku ini kuda..ia pasti khilaf…tolong ampunilah si kambing” pinta si ayam kepada kawanan kuda. “Mengapa kau meminta maaf untuknya?”Tanya si kuda jantan. “Tolong….ampunilah temanku ini kuda,janganlah kau membuatnya lumpuh akibat seranganmu ini” pinta si ayam sembari meneteskan air mata karena tak tega lagi melihat si kambing dianiaya dengan sadis. “Ampunnn,kuda,,,maafkanlah aku,,maaf aku telah serakah” pinta si kambing dengan merintih kesakitan. 

Hingga terketuklah hati kuda jantan. “Benarkah itu ,mbing? Apakah kelak kau akan mengulanginya lagi ketika kau kelaparan???” Tanya si kuda jantan. “Tidak…aku kapokkk kuda,,,sekali lagi ampuni aku kuda,,,aku minta maaf telah merenggut hak kalian dan tidak sepantasnya aku seperti ini. Aku hanya takut kelaparan karena tidak segera mendapat rumput segar yang bisa setiap saat kunikmati. Tolong… ampunilah aku” pinta si kambing dengan penuh harap. Hingga pada akhirnya kawanan kuda itu pun mengampuni si kambing dan membebaskannya. “Berjanjiah, janganlah bersikap seperti tadi, mbing.” Harap si kuda jantan. “iya, kuda…aku berjanji pada kalian dan semua, aku tak akan serakah merenggut makanan orang lain tanpa seijinnya. Percayalah padaku”pinta si kambing. Semenjak peristiwa itu pun si kambing tak lagi serakah dan makan sesuai dengan permintaan perutnya saja dan berhenti makan sebelum kekenyangan.

Loading...


Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top